Home » » Asal-usul ayam arab

Asal-usul ayam arab

Salah satu versi mengatakan bahwa ayam arab dobawa pertama kali oleh H. Muhamad Nur, seorang tenaga kerja indonesia yang bekerja sebagai sopir di Arab saudi pda kerabat raja Fath yang bernama Emir Abdulloh. Ketika kontrak kerjanya habis pada tahun 1989, H, Muhammad Nur memberanikan diri meminta telur ayam koleksi emir Abdulloh untuk ditetaskan di Indonesia. Permintaan tersebut ternyata dikabulkan, sehingga ketika pulang ke rumahnya di Batu, Malang, Jawa Timur, dia membawa 36 butir telur. Telur-telur ayam arab tersebut kemudian ditetaskan dan dipelihara, ternyata dapat berkembang biak dengan ssangat baik, Sejak Itulah, ayam arab kemudian berkembang ke selauruh Indonesia.

Menurut H. Muhammad Nur, dinegara arab, ayam arab tersebut biasanya mejadi keleksi para Emir atau keluarga kaya. Warna bulunya yang indah, terutama hiasan yang menyerupai kerudung putih di leher dan kepalanya membuat ayam arab ini menjadi cantik untuk dijadikan ayam hias. Namun, tidak semua orang di arab saudi memelihara ayam ini. Karena itu, banyak jemaah haji tau siapapun yang pernah datang ke negara Arab Saudi jarang melihat ayam jenis ini.

Versi alin menyebutkan, ayam arab  pertama kali dibawa oleh jemaah haji asal sukabumi. Seperti kisah H. Muhammad Nur, jamaah ini juga memabawa telur untuk ditetaskan di Indonesia. Menurut versi ini, Sukabumi merupakan daerah awal penyebaran ayam arab di Indonesia. Tetapi, ada juga yang menyebabutkan ayam arab inio dibawa oleh TKI yang berasal dari Blitar, Meskipun sumber cerita tidak jelas, beberapa peternak meyakini bahwa ayam arab pertama kali dikembangkan di Blitar. Hal ini bisa dilihat dari populasi ayam arab di blitar ini merupakan daerah dengan populasi ayam arab terbesar di Indonesia.

Prof. Dr, Ir. Achmanu, guru Besar Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang, juga mengakui adanya ketidak jelasan mengenai asal usul ayam arab tersebut. Apabila dilihat dari bentuk tubuhnya yangberjengger tunggal dan sifatnya yang tidak mengeram, maka ayam arab dinilai lebih mirip dengan ayam klas mediteranian, misalnya ayam leghorn, Ancona, Minorca dan Andalusian. Bila dilihat keseragaman warna anak-anak dan induknya, ayam arab kemungkinan dapat dimasukkan dalam breed atau bangsa ayam tersendiri, atau dapat juga merupakan strain tersendiri.

Bila diklasifikasikan secara ekonomi, ayam arab tersebut termasuk jenia ayam petelur. Hal ini dicirikan dengan efisiensi dan tingkat produksi telurnya yang tinggi.  Bentu badan yang kecil, langsing dan tidak memiliki sifat mengeram makin menegaskan sifatnya sebgai kelas ayam petelur. Namun karena warna bulunya yang indah seperti memakai kerudung, sebagian orang juga memasukkannya sebgai jenis dari ayam hias.

Sementara, pemberian nama ayam arab kemungkinan diberikan karena dianggap ayam tersebut berasal dari arab. Atau mungkin juga dikarenakan bulu ayam ini yang tampak menyerupai kerudung seperti kebanyakan wanita arab. Munculnya nama-nama lain selain nama ayam arab kemungkinan disebabkan adanya persilangan antara ayam arab dan ayam jenis lainnya, 

Telah tercatat berbagai nama yang beredar di masyarakat dan msing masing juga memiliki tampilan fisik yang berbeda. Karena tidak ada aturan baku tentang pemberian nama, maka ada kemungkinan jenis ayam arab hasil persilangan yang sama diberi nama yang berbeda. Hal ini sering membingungkan masyarakat awam yang belum mengenal ayam arab secara baik.

Masih banyak misteri yang menyelimuti asal-usul dan garis genetik ayam arab. namun yang jelas, ayam arab telah tersebar luas diberbagai daerah dan pada saat ini telah menjadi primadona baru ayam buras. Dan atmpaknya kontroversi mengenai asal-usul ayam arab ini akan semakin pudar dan terkubur dengan keunggulan yang dimiliki oleh ayam arab ini.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Budidaya Ayam Arab - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger